Cari Blog Ini

Senin, 04 Juli 2011

REGGAE Corner

Reggae…Reggae…. dan Reggae…..
Woooyooooo………kata2 ini menjadi akrab di telinga masyarakat belakangan ini. Suatu sapaan untuk para Rastaman dan atau pecinta musik reggae di tanah air.
Dimulai dengan boomingnya lagu Welcome To My Paradise yang dibawakan oleh Steven and The Coconut Trees di tahun 2005-2006, lalu merebaklah wabah Reggae ini ke se-antero Nusantara. Banyak yang tiba2 menjadi “gila” pada musik asli Jamaika ini.
Ada yang menganggap bahwa reggae ini adalah “barang baru”…..padahal tidak seperti itu.
Reggae di Indonesia sudah eksis sejak 1980-an, bahkan saat GOR Pulosari(satu tempat di Malang yang sering menjadi tempat digelarnya konser band2 papan atas Indonesia pada tahun2 tersebut) masih berdiri (dan sekarang karena kebijakan pemerintah kota Malang dijadikan swalayan modern, yang hanya didatangi orang2 berduit) pernah menggelar konser satu band Reggae lawas asli negeri sendiri, yaitu Asian Roots, dan lagu2 Reggae ciptaan Asian Roots yang mereka bawakan, plus dengan lagu2 dari Bob Marley benar2 menghipnotis penonton yang memadati GOR Pulosari tersebut (atau boleh saya bilang Almarhum GOR Pulosari)
Ini hanya satu bukti bahwa Indonesia juga pernah terkena demam Reggae sebelumnya.
Kehadiran Bob Marley dan bandnya The Wailers di tahun 1970-1980 betul2 menjadi banyak inspirasi bagi lahirnya musisi2 Reggae di luar negeri maupun di negeri kita ini.
Tidak bisa dipunkiri memang, rata2 band2 Reggae di Indonesia merasakan besarnya influence yang di bawa oleh The Prophecy of Reggae, Bob Marley. Mulai dari musisi Reggae lawas macam Tony Q, Asian Roots sampai musisi Reggae era masa kini Steven and The Coconut Trees mengakuinya (dan akan terus seperti itu.)
Rambut gimbal atau dreadlock dan aksesori bernuansa merah kuning hijau jadi pertanda dari eksisnya musik reggae. Meskipun belum banyak yang mengerti benar apa arti dari itu semua, but that’s just fine, adalah menjadi panggilan bagi Rastaman dan atau pecinta musik Reggae yang jauh lebih mengerti mengenai arti sebenarnya dari simbol2 tersebut untuk melakukan pendekatan dan menjelaskannya.
Boleh dibilang Steven And The Coconut Trees lah yang kembali menghidupkan kegairahan pada musik Reggae di Indonesia ini. Namun harus diingat kembali, bahwa sebelum ada Steven And The Coconut Trees pun, reggae di Negara kita sudah eksis.
Setelah itu banyak band2 Reggae baru bermunculan, termasuk di kota Singa, Malang ini.
Begitu pula dengan rambut gimbal dan merah kuning hijau, makin banyak dan perlahan tapi pasti menjadi bagian dari masyarakat luas (meskipun masih ada beberapa wong ndeso yang melihat miring/memandang setengah mata)
Well……perkembangan Reggae dan segala tetek bengeknya semoga tidak hanya menjadi trend untuk sekedar pencarian jati diri dan atau suatu usaha untuk tampil beda saja, karena jauh…jauh… di dalam musik Reggae dan segala tetek bengeknya terdapat pesan-pesan positiv.
Selamat menikmati musik Reggae dan cobalah untuk mencari dan mehami pesan2 positiv nya……….
One Love One Heart Peace Forever, Jah Bless
(mohon maaf apabila ada kata2 atau kalimat yang kurang pas dan atau tidak bekenan bagi para pembaca, mengingat penulis hanyalah manusia dengan banyak keterbatasan, trims J ………..Bajie, Malang 18092007 hari Selasa)
penulis: Bajie, penikmat musik Reggae, vokalis Bye-Bye Babylon, penyiar “Musik Rasa Reggae” di Radio Senaputra 97 FM Malang

Tidak ada komentar: