Cari Blog Ini

Senin, 04 Juli 2011

Aremania

Tahukah anda apa itu Aremania?Bagi penggemar sepakbola tentu tak asing dengan nama tersebut,julukan bagi suporter tim Arema atau Singo Edan asal Malang,Jawa Timur.Kelompok yang tak ada struktur resmi organisasinya ini dua kali memperoleh peghargaan dari PSSI.Pertama,dinobatkan sebagai Suporter Teladan tahun 2000.Yang kedua,dinobatkan sebagai The Best Supporter Copa Indonesia tahun 2006.Sebuaah prestasi yang tidak mudah untuk diraih.Uniknya,kelompok-kelompok suporter lain yang lebih terorganisir rapi dan resmi pula(dalam arti berbadan hukum)belum pernah sekalipun mendapat gelar tersebut,sedangkan Aremania yang sebenarnya OTB(Organisasi Tanpa Bentuk)justru meraih predikat terbaik sebanyak dua kali.
Sebenarnya apa yang membedakan Aremania dengan yang lain? Banyak,itu yang menjadi nilai lebih.Bukan karena saya tinggal di kota Malang lalu menilai terlalu subyektif.Dengarlah pendapat Fajar Putu Arcana,wartawan Kompas.Ia menilai kegilaan publik Malang terhadap sepakbola adalah yang nomor satu di negeri ini.Bahkan,hampir mirip dengan kegilaan fans sepakbola di Eropa.Juga pendapat Andi Yusuf Bachtiar,kontributor tablod BOLA sekaligus insan perfilman.Menurut pria yang sudah melihat langsung bagaimana suporter di Piala Dunia 2002,berbaur langsung dengan suporter klub-klub Amerika Latin dan beberapa negara Eropa ini,Aremania adalah yang the best sampai saat ini.Sampai-sampai ia tertarik untuk membuat film The Conductors yang dibintangi oleh Yuli Sumpil,dirijen suporter Aremania.

Beberapa kalangan seperti mantan Ketua Umum PSSI Agum Gumelar,budayawan Shindunata,dan motivator ulung Gede Prama menyatakan hal yang tak jauh berbeda.Bahkan,menurut pandangan Gede Prama,Aremania bukan sekedar suporter sepakbola.Tetapi merupakan subkultur masyarakat Malang Raya dan sekitarnya yang egaliter,ekstrovert,dan lugas.

Fakta yang tak bisa dibantah,bahwa Aremania mempunyai kelompok-kelompok yang lazim disebut korwil(koordinator wilayah).Mereka tersebar di kampung-kampung(ada korwil Jodipaness,Tongan,Kasin,Gadang,dsb),sekolah/kampus(korwil SMA Nasional,kampus Ummer,kampus putih UMM,Unisma,dsb),kota lain(Blitar,Pasuruan,Bandung,Jakarta,Balikpapan,Denpasar,Batam,dsb),bahkan di negara-negara lain(Jerman,AS,Bekanda,Korsel,Jepang,Hongkong,Malaysia,dsb).Ini yang tidak dijumpai di kelompok lain.

Dan yang menarik pula,komunitas yang tersebar di mana-mana ini bukan hanya warga asal Malang,tetapi juga warga setempat.Seperti Aremania korwil Jerman yang pernah datang ke pertandingan Arema vs Persija di Stadion Kanjuruhan tahun 2006,justru lebih banyak bulenya.Korwil Arema Batavia atau Aremania Jakarta terdiri dari berbagai suku di Indonesia.Atau anda boleh datang sendiri ke pertandingan Arema di Stadion Kanjuruhan atau Stdion Gajayana.Anda akan menemukan fakta bahwa bukan hanya orang Jawa saja yang menonton,tetapi banyak juga orang Madura,Tionghoa,Arab,dan para mahasiswa dari berbagai daerah.Dan nyatanya,tak ada lagu-lagu Aremania yang berbahasa Jawa,semua lagu menggunakan bahasa Indonesia.Ini berbeda dengan kelompok-kelompok suporter di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada umumnya.Seperti Pasoepati,Panser Biru,Snex,Slemania,dan lain-lain yang sering bernyanyi menggunakan bahasa Jawa.Menurut saya,inilah bukti bahwa meski mayoritas penonton bersuku Jawa,mereka tidak memaksakan diri untuk "arogan".Pengalaman saya sewaktu menonton pertandingan Persis Solo di Stadion Manahan dan pertandingan PSS Sleman di Mandala Krida dulu,banyak juga warga non-Jawa yang menonton dan ikut bernyanyi.Tetapi mereka akan terdiam tatkala lagu-lagu berbahasa Jawa dinyanyikan.Bisa jadi mereka enggan atau karena tak bisa mengikutinya,bahkan mungkin tak tahu artinya.

Soal militansi dan fanatisme,barangkali hanya bisa ditandingi oleh bonek-suporter Persebaya Surabaya-tetapi soal jumlah jangan ditanya.Rekor rata-rata jumlah penonton per-pertandingan adalah yang terbesar setiap tahunnya di Indonesia.Soal yang satu ini belum ada yang menandingi.Begitu pula soal jumlah suporter yang mengikuti timnya ke pertandingan di kota lain.Tur dalam jumlah lebih dari 50 bus sudah biasa bagi Aremania,apalagi sekedar memborong tiket kereta.Bagi yang berkantong pas-pasan,banyak yang menumpang truk atau kereta barang.Mereka sanggup menahan susah selama dalam perjalanan.Tak sekedar ke Jakarta atau Jogja dan Solo misalnya kelompok yang "mbonek" ini berangkat.Makassar,Bandar Lampung,atau Palembang pernah mereka datangi dengan cara yang "kurang masuk akal tersebut.Lagi-lagi hanya bonek yang menjadi tandingan dalam hal ini.Hanya Aremania lebih beruntung dalam soal citra,karena mereka selalu membeli tiket tatkala masuk stadion manapun di Indonesia.Juga jarang sekali membuat keonaran selama perjalanan berangkat dan pergi.Meski mereka pernah membakar stadion Brawijaya Kediri di putaran 8 besar Ligina tahun 2007 karena kecewa pada kepemimpinan wasit yang menganulir 3 gol Singo Edan,juga membuat Stadion Wilis Madiun rusak berat,tetapi orang maklum bahwa tindakan tersebut karena mereka dirugikan terlebih dahulu.Sekali lagi,ini bukan sekedar pandangan subyektif,tapi tengoklah banyak komentar orang di media massa,media elektronik,dan internet.Mereka memaklumi meski tak setuju bahwa apapun alasannya,kekerasan dan tindak anarkisme tidak boleh dilakukan.

Selain pria,Aremania juga terdiri dari suporter wanita yang populer dengan sebutan Aremanita.Konon merupakan "sayap" suporter perempuan yang terbesar di negeri ini.Lagi-lagi sebuah hal yang membanggakan bagi masyarakat Malang.

Bagi yang belum pernah ke kota Malang,datanglah kemari.Kita akan lihat betapa tulisan dan atribut Arema dan Aremania ada dimana-mana.Mural-mural berbau Singo Edan,pakaian suporter dalam berbagai bentuk dan desain dipakai oleh laki-laki dan perempuan dimana-mana.

Apalagi jika anda datang di hari pertandingan.Jalanan akan macet menjelang siang sekitar jam 11 sampai jam 3 sore.Lalu sepi dan kembali ramai pada saat Maghrib sampai Isya.Dimana-mana jalanan macet.Apalagi kalau Arema bertanding di Stadion Kanjuruhan.Ular-ularan suporter tak pernah putus berjam-jam.Suatu fenomena yang membuat orang-orang menggeleng-gelengkan kepala,terutama para pendatang baru atau kebetulan sedang berada di wilayah Malang Raya untuk suatu keperluan.

Lebih dahsyat lagi atmosfer di dalam stadion.Berpuluh ribu orang bernyanyi dan bergoyang bernyanyi di bawah komando Yuli Sumpil dengan iringan beberapa jenis drum yang mengiringi dengan rancak.Maka,engkau akan merinding layaknya orang-orang di stadion.Mereka yang tinggal di Malang dan sering menyaksikan Singo Edan bermain saja masih sering merinding melihat gerakan ritmis dengan suara nan menggetarkan itu,apalagi bagi yang baru pertama kali menyaksikannya.Tidak berlebihan,sebab dedengkot Macz Man-suporter PSM Makassar-,Daeng Uki,serta beberapa pentolan The Jakmania dan Paoepati menyatakan hal yang serupa.
Mantan pelatih Arema dan pelatih tim nasional Indonesia di era pertengahan 90-an,Henk Wullems,pernah berkata bahwa menyaksikan Aremania beraksi mengingatkannya akan atmosfir stadion di Eropa(kebetulan ia seorang warga Belanda).Ia juga berkata,hanya Tambaksari dan Gajayana(waktu itu belum ada Kanjuruhan)-lah stadion di Indonesia yang bisa merindingkan bulu romanya.

Saya pribadi mengatakan begini,semua kelompok suporter memang kompak dalam bernyanyi dan bergoyang layaknya Aremania.Tetapi ada satu yang membedakannya,aura.Seorang teman berkata beberapa waktu yang lalu,Aremania berbeda karena ada "soul" atau jiwa dalam bernyanyi.Ya,sesuatu yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.Saya merasakan hal serupa ada pada Pasoepati masa Pelita Solo masih ada,The Jakmania pada saat awal,dan Bonek pada pertengahan 90-an.Sesuatu yang gagal dipertahankan oleh kelompok-kelompok suporter tersebut masih ada dan selalu terjaga pada tiap-tiap Aremania.Soul...Aura...

Mungkin anda kira saya terlalu berlebuhan dan terlalu subyektif.Tak mengapa,mungkin anda belum pernah menyaksikan langsung.Oke,mungkin anda bisa menyaksikan aksi mereka lewat rekaman video.Cari saja di Youtube.Atau buka di, satujiwa.multiply.com
Terima kasih....

Tidak ada komentar: