Cari Blog Ini

Minggu, 28 Agustus 2011

PEREMPUAN DAN PEMAIN SEPAKBOLA

Love is like football, the more advances you make, the more pass you do and the more yards you run, the more you score and the more you win
Teringat ketika saya dan beberapa teman berbincang-bincang ringan pada sebuah warung kopi pinggir jalan tentang perempuan, dimana perempuan itu kadang memilih, namun seorang teman berkilah juga bahwa lelaki lah yang memiliki hak pilih sedangkan perempuan itu memiliki hak untuk menolak. Dari perbincangan tersebut pula maka pemikiran saya tiba-tiba tersandung pada penganalogian hubungan perempuan dengan lelaki hampir sama halnya dengan hubungan antara pemain sepakbola profesional dengan klubnya. Tidak mirip sih, tetapi saya memaksa untuk membuatnya kira-kira sama sedemikian rupa sehingga cuap-cuap ini layak untuk dipublikasikan.
Untuk menjadi klub sepakbola yang solid, sebuah klub sepakbola biasanya memilih untuk mengontrak pemainnya sesuai dengan yang diinginkan oleh pelatih, karena pelatih melihat skema tim berdasarkan taktik dan kebutuhan setiap lini dari tim yang dilatihnya. Dari situlah berkembang hubungan antara pemain sepakbola profesional dengan klub sepakbolanya, simpelnya sih begitu. Begitu pula untuk menjadi pasangan yang solid juga seorang lelaki biasanya harus memilih seorang perempuan yang sesuai dengan kata hatinya, karena intuisi itu kuat mengisyaratkan perempuan mana yang sesuai dengan skema diri seorang lelaki berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, walau sebenarnya aturan itu juga tidak baku karena terkadang yang namanya jodoh tidak mutlak dimulai dari dalam hati.
Hubungan diantara pasangan perempuan dan lelaki terkadang tidak harmonis, banyak penyebabnya. Terkadang di sisi lelaki selalu menginginkan agar si perempuan sesuai dengan yang diharapkan, mampu bermain cantik dihadapannya, setia dan loyal kepadanya, serta hal-hal yang membuat senang si lelaki tersebut. Tetapi hal tersebut cenderung menjadi paksaan bagi si perempuan dalam menjalani hubungan, karena sebuah hubungan antara perempuan dan lelaki itu seharusnya ada rasa saling pengertian, setidaknya. Sama halnya dengan sebuah klub sepakbola yang ingin agar pemain yang dikontraknya tersebut dapat memberi kontribusi positif kepada prestasi klub dengan bermain disiplin, mengikuti aturan klub, setia dan loyal kepada klub yang dibelanya serta mampu memberi nilai tambah untuk klubnya, sehingga hubungan antara klub sepakbola dan pemainnya bisa harmonis.
Robinho yang masih muda, menurut berita yang tersiar dan saya tangkap, diimingi nilai transfer serta gaji yang cukup besar sehingga dia akhirnya melenggang dari Real Madrid menuju Manchester City pada tahun 2008. Seorang perempuan pun terkadang bisa berpindah ke lain hati karena melihat tunggangan seorang lelaki lebih mentereng dibandingkan lelakinya yang menjadi pasangannya sebelumnya. Lain halnya ketika cinta seorang perempuan dan lelaki seperti kesetiaan Del Piero bersama Juventus walaupun sempat terdegradasi –karena kasus Calciopoli– pada musim 2006-2007, namun Del Piero tetap bersama Juventus hingga akhirnya bisa membawa Juventus kembali ke Serie A. Itu bisa dimaknakan setia dalam suka dan duka, dalam posisi diatas maupun dibawah, dalam keadaan kaya maupun miskin, dalam keadaan sehat atau sakit. Mungkin juga seorang perempuan bisa seperti Gary Neville bersama Manchester United semenjak musim 1992-1993 hingga akhirnya pensiun pada musim liga 2010-2011, dengan kata lain hubungan antara lelaki dan perempuan dalam menjalin hubungan pun bisa dimulai dari sejak jadian hingga akhirnya menikah lalu melalui era berkeluarga sampai kematian benar-benar yang memisahkannya.
Terkadang pula salah satu pasangan, baik perempuan maupun lelaki, melakukan hal-hal yang membuat hubungan menjadi renggang, seperti kelakuan Balotelli yang menyia-nyiakan kesempatan untuk menciptakan gol dengan perbuatan yang terbilang konyol yaitu menendang bola menggunakan tumitnya. Untungnya saja ada pengertian dari pihak pelatih, Mancini pun memakluminya karena Balotelli masih terbilang muda dan labil sehingga ada saja hal yang tidak perlu dilakukan malah dilakukan sehingga tampak konyol. Seorang perempuan atau pun lelaki pun kadang sering melakukan hal-hal yang tidak penting dilakukan sehingga akan merusak hubungan, alasannya mungkin ingin mencoba kesetiaan, mungkin ingin dapat tantangan baru dalam berhubungan, seperti halnya selingkuh. Kembali lagi itu soal-menyoal pengertian masing-masing individu.
Seorang perempuan dalam keadaan single, mungkin bisa disamakan seperti seorang pemain sepakbola yang sedang dalam posisi free transfer, dimana dia tidak dimiliki oleh klub manapun. Penyebab ke-single-an seorang perempuan tersebut bisa diakibatkan karena ketidakcocokan dengan lelaki sebelumnya, bisa juga karena memang tak ada lelaki yang mengingininya, atau mungkin karena sudah putus asa tidak ingin melakukan hubungan. Sama seperti pemain sepakbola yang kadang berakhir kontrak dengan klub sebelumnya maupun ada kasus dengan klub sebelumnya atau bisa juga karena pemain sepakbola tersebut pensiun dari dunianya. Tetapi santai saja, seorang perempuan yang memiliki nilai tambah biasanya mudah digaet lelaki, seperti juga pemain sepakbola yang memiliki kemampuan mumpuni pasti diincar oleh banyak klub.
Analogi yang cukup konyol memang, namun tidak bisa disangkal bahwa terkadang seorang perempuan bisa memiliki nasib yang sama seperti pemain sepakbola dalam kehidupan dan berpasangan dengan lawan jenisnya. Kembali kepada soal hati antara dua subjek yang menjalaninya, bisa saling menerima atau tidak, bisa saling menjunjung janji kesetiaan atau tidak, bisa saling menutupi kekurangan atau tidak. Gambaran yang saya paparkan tersebut memang terlalu mengada-ada, namun saya percaya pada tingkatan yang cukup membuat saya percaya diri jika sebagian besar orang akan mengangguk mengiyakan analogi atau persamaan antara perempuan dan pemain sepakbola tersebut. Kalimat terakhir mungkin saya akan memplesetkan sebuah kalimat pepatah yang mengatakan bahwa “Tak ada hubungan yang tak retak” dan tetap bagi saya perempuan adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mulia bagi laki-laki.

Tidak ada komentar: