Cari Blog Ini

Selasa, 09 Agustus 2011

Ovan ‘Singa Penakluk Massa’ Tobing

Suatu hari, sekitar tahun 2000 Ari Lasso, GIGI, Slank tampil berbagi panggung di Stadion Gajayana. Saat itu Slank yang baru bangun dari keterpurukannya dan sukses luar biasa dengan formasi barunya, paling ditunggu di Malang. Mereka sengaja diset tampil paling akhir. Suasana stadion yang sebelumnya adem karena sempat diguyur hujan itu mulai memanas usai Ari Lasso yang tampil dengan hanya menyanyikan dua lagu. Slanker saat itu tidak ingin GIGI manggung, mereka maunya langsung Slank. Namun panitia kekeuh, Acara berjalan sesuai rundown, Gigi tetap manggung. Namun baru tiga-empat lagu mereka mainkan, Slanker mulai neriakin “Turun! Turun! Turun!” kepada GIGI yang saat itu untuk pertama kalinya mereka membawa Thomas yang baru saja sembuh dari Narkoba ke Malang. Lemparan lumpur mulai mengarah ke panggung. Armand cs menghentikan lagu mereka dan spontan lampu panggung dimatikan.
Beberapa detik kemudian, dari arah panggung yang gelap gulita terlihat sesosok gondrong agak tambun. Suaranya menggelegar menyuruh penonton tenang. Sontak penonton terdiam. Dengan bahasa khas Malangan ia kemudian menggiring penonton yang mulai bisa dikendalikan itu untuk koor lagu Aremania. “Oo oo ooo”. Merasa bisa dikendalikan, pria itu pun memanggil Kaka dan Bimbim untuk ikut menemani Armand ngomong ke penonton agar Gigi melanjutkan repertoar lagu mereka yang terpotong. Konser pun dilanjutkan kembali dengan aman dan tekendali hingga bubar.
Saya yang notabene anak Malang coret dan seorang fans GIGI jadi kagum dengan suara khas pria gondrong tadi dan bertanya-tanya “Ini orang siapa ya?”
Usai konser barulah saya tahu kalau nama pria itu Ovan Tobing.

Ovan Tobing © WeAremanianet
Itu pengalaman pertama kalinya bagi saya menyaksikan Ovan secara langsung. Pertemuan selanjutnya terjadi di setiap saya menyaksikan pertandingan Arema di Gajayana. Dengan suara khasnya, ia mampu menaklukkan riuhnya suporter yang sedang bernyanyi untuk diam, dan mendengarkannya menyebutkan nama-nama pemain yang akan bertanding. Lalu, mengajak mereka untuk bernyanyi Padamu Negeri bersama. Tradisi itu berlanjut hingga kini, tapi bagi saya pribadi, kini tak semerinding kalau ia yang memandu. Bagi saya pribadi (lagi), tak ada sosok yang bisa menggantikan pria yang sangat Arema Banget ini. Gondrong, suara menggelegar bak auman Singa. Kalau boleh saya kasih julukan kepada beliau, ‘Singa Penakluk Massa’. Setuju? (gak setuju karepmu)
Arema dan Rock memang tidak bisa dipisahkan dari pria yang bernama sesuai KTP ‘Peter K.L Tobing’ ini. Sam Ovan atau Ebes Ovan memang tercatat sebagai salah satu pendiri klub sepak bola Arema Malang, kini Arema Indonesia.
Sementara untuk urusan musik Rock, namanya mulai tenar sejak suaranya mengudara di Radio Senaputra AM 1594 KHZ pada tahun 1976 lewat acara Rockin Arema.
Acara itu sendiri diyakini mencerdaskan kehidupan bermusik rock kota Malang dn membuat kota ini menjadi barometer musik rock.
Sebuah band rock belum bisa dianggap sukses kalau mereka belum sukses main di Malang, khususnya GOR Pulosari. Jika mereka masih mendapatkan apresiasi ajaib seperti teriakan turun, lemparan batu, atau yang lebih parah kursi melayang ke panggung. Maka mereka tidak akan berani melakukan tour ke Indonesia, begitu.

Ovan Tobing 1979 © HengkiCitra
Konon, namanya mulai membumbung karena insiden berikut ini. Suatu hari di GOR Pulosari, sebuah konser Micky Jaguar yang diemsiin almarhum Dono Warkop tiba-tiba kisruh. Pasalnya, entah kenapa tiba-tiba soundnya mati dan penonton mulai kecewa. Sebelum mereka benar-benar ngamuk, tiba-tiba dari barisan bangku VIP, Sam Ovan muncul. Suara menggelegarnya menghipnotis penonton. Mereka pun kembali tenang acara pun lanjut setelah trouble sound bisa diatasi.
Usai insiden itu, setiap konser rock yang digelar di Malang, dia lah orang yang paling dicari terlebih dahulu sebelum panitia mengurus perijinan.
Selanjutnya, ia dipercaya Log Zhelebour untuk memandu Festival Rock tahunan yang kemudian memunculkan nama-nama band rock papan atas saat ini. Suara mick pertama setiap tour Indonesia band di bawah Log macam GodBless hingga Boomerang pun dipercayakan padanya. Sampai-sampai Sepultura manggung di Surabaya pun ia yang komandoi.
Selain suaranya, loyalitas dan dedikasinya juga saya kagumi dan ingin saya pelajari. Itulah yang membuatnya enggan pindah dari Malang dan tetap stay untuk mengawetkan Rockin Arema bersama artupaneS.
Pengen lihat dia? Datang aja pas Arema main, sesekali kita akan lihat beliau di deretan bangku official atau panpel. Atau, pengen denger suaranya dan acaranya yang #Legend itu? Cari aja Radio Senaputra, yang karena tuntutan jaman terpaksa mengalah pindah ke gelombang FM. Dan, kalau pengen lihat GOR Pulosari, sorry yang ini udah nggak ada. Udah ganti supermarket dan tempat capster belajar nyalon. Tapi daerah Pulosari tetap ramai karena sekarang dijadiin wisata kuliner Malang. Selamat makan!

Tidak ada komentar: