Dalam penelitian sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis. Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
B. Sistematika Penelitian Kualitatif
Judul
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan
Konteks Penelitian
Fokus Kajian Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bab II Perspektif Teoritis dan Kajian Pustaka
Bab III Metode Penelitian
Pendekatan
Batasan Istilah
Unit Analisis
Deskripsi Setting Penelitian
Pengumpulan Data
Analisis Data
Keabsahan data
Bab IV Hasil dan pembahasan
Bab VI Kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
Lampiran
Penjelasan secara ringkas keseluruhan unsur yang ada dalam penelitian kualitatif, yaitu:
Judul, singkat dan jelas serta mengisyaratkan fenomena dan fokus kajian penelitian. Penulisan judul sedapat mungkin menghindari berbagai tafsiran yang bermacam-macam dan tidak bias makna.
Abstrak, ditulis sesingkat mungkin tetapi mencakup keseluruhan apa yang tertulis di dalam laporan penelitian. Abstrak penelitian selain sangat berguna untuk membantu pembaca memahami dengancepat hasil penelitian, juga dapat merangsang minat dan selera orang lain untuk membacanya.
Perspektif teoritis dan kajian pustaka, perspektif teori menyajikan tentang teori yang digunakan sebagai perpektif baik dalam membantumerumuskan fokus kajian penelitian maupun dalam melakukan analisis data atau membahas temuan-temuan penelitian. Sementara kajian pustaka menyajikan tentang studi-studi terdahulu dalam konteks fenomena dan masalah yang sama atau serupa.
Metode yang digunakan, menyajikan secara rinci metode yang digunakan dalam proses penelitian.
Temuan–temauan penelitian, menyajikan seluruh temuan penelitian yang diorganisasikan secara rinci dan sistematis sesuai urutan pokok masalah atau fokus kajian penelitian. Temuan-temuan penelitian yang disajikan dalam laporan penelitian merupakan serangkaian fakta yang sudah direduksi secara cermat dan sistematis, dan bukan kesan selintas peneliti apalagi hasil karangan atau manipulasi peneliti itu sendiri.
Analisis temuan– temuan penelitian. Hasil temuanmemrlukan pembahasan lebih lanjut dan penafsiran lebih dalam untuk menemukan makna di balik fakta. Dalam melakukan pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian, peneliti harus kembali mencermati secara kritis dan hati-hati terhadap perspektif teoritis yang digunakan.
C. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu:
1. Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri.
2. Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
3. Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
4. Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.
5. Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu.
D. Metode Pengumpulan Data
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.
2. Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.
Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana perilaku muncul), dan kualitas perilaku.
3. Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.
4. Focus Group Discussion (FGD)
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan yang digunakan. Beberapa bentuk analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Biografi
Langkah-langkah analisis data pada studi biografi, yaitu:
a. Mengorganisir file pengalaman objektif tentang hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan pengalaman. Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak, remaja, dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis atau seperti pengalaman pendidikan, pernikahan, dan pekerjaan.
b. Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan diberi kode.
c. Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara kronologis.
d. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji makna kisah yang dipaparkan, serta mencari epipani dari kisah tersebut.
e. Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna, seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok, budaya, ideologi, dan konteks sejarah, kemudian memberi interpretasi pada pengalaman hidup individu.
f. Kemudian, riwayat hidup responden di tulis dengan berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup individu, teori yang berhubungan dengan pengalaman hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut.
2. Fenomenologi
Langkah-langkah analisis data pada studi fenomenologi, yaitu:
a. Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan.
b. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data.
c. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan).
d. Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.
e. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut. Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi).
f. Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut.
g. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran tersebut ditulis.
3. Grounded theory
Langkah-langkah analisis data pada studi grounded theory, yaitu:
a. Mengorganisir data
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Open coding, peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa dipelajari.
d. Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut.
e. Selective coding, peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding.
Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial, sejarah, dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa.
4. Etnografi
Langkah-langkah analisis data pada studi etnografi, yaitu:
a. Mengorganisir file.
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti.
d. Menginterpretasi penemuan.
e. Menyajikan presentasi baratif berupa tabel, gambar, atau uraian.
5. Studi kasus
Langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu:
a. Mengorganisir informasi.
b. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode.
c. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.
d. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori.
e. Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengembangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk peneliti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain.
f. Menyajikan secara naratif.
F. Keabsahan Data
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan data, yaitu:
1. Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check.
Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
a. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
b. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
d. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
e. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada data, serta denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.
2. Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.
3. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.
4. Konfirmabilitas yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.
G. Reliabilitas
Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu konsep dan definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti, metode pengumpulan dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti dihadapan responden, serta hubungan peneliti dengan responden.(IAHS)
Daftar Pustaka
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.
sumber : universitas negeri makassar
Ephis's Blog
Takut akan kegagalan memberi semangat kepada saya untuk maju, dan membuat saya selalu siaga. Saya tidak akan berprestasi baik ketika saya merasa nyaman. Alex Rodriguez.
Cari Blog Ini
Minggu, 20 November 2011
Rabu, 12 Oktober 2011
ANALISIS ISI TENTANG REPRESENTASI FANATISME SUPORTER KLUB SEPAK BOLA DALAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media memiliki fungsi untuk memberikan
informasi atau pesan kepada khalayak. Saat ini berbagai macam tayangan
disajikan dalam media baik cetak dan elektronik, dan keragaman ayangan tersebut
mengharuskan khalayak untuk pandai – pandai menyaring pesan yang disampaikan.
Salah satunya adalah film yang merupakan alat komunikasi massa, dimana film
selaku memiliki nilai-nilai atau pesan yang terkandung didalamnya seperti
informasi, pendidikan, pengekspresian seni, juga menggambarkan watak, dan
budaya bangsa, tetapi ada juga film yang menetapkan nilai-nilai yang perlu
dianut oleh masyarakat dan nilai yang merusak (Mulyana, 2008:89)
Perkembangan film saat ini sangat pesat,
dan mudah menjadi bisnis yang menguntungkan. Bagaimanakah melihat perfilman
dalam konteks (kebijakan) Negara berdasarkan fungsi film. Film dipandang
sebagai komoditas industri oleh Hollywood, Bollywood, dan Hongkong. Disisi
dunia lain, film dipakai sebagai media penyampai dan produk kebudayaan. Hal ini
bisa dilihat dinegara Prancis (sebelum 1995), Belanda, Jerman, dan Inggris.
Dampak dari pembagian ini, film akan dilihat sebagai artefak budaya yang harus
dikembangkan, kajian film membesar, eksperimen-eksperimen pun didukung oleh
Negara. Kelompok terakhir menempatkan
film sebagai asset politik guna media propaganda Negara. Hal ini sering
dijumpai di negara-negara otorier, seperti Rusia, Cina, Indonesia, Afganistan,
dll. Film berada di bawah pengawasan departemen penerangan dan konsep sensor
film berkembang disini. Obrolan ini berlanjut pada fungsi sensor film dalam
sebuah negara yang tidak selalu difungsikan dengan baik, atau adanya perlakuan
yang berlebihan terhadap sebuah karya yang elah dihasilkan. Bagi Turner, film
bukan hanya sekedar memindahkan realitas yang dapa membentuk dan menghadirkan
kembali realias berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideology
kebudayaanya. Sehubungan dengan pendapat Turner tersebut, film ternyata mampu
menjadi arsip sosial yan menangkap jiwa masyarakat pada saat itu. Sigfied Kracauer,
seorang pakar film menyatakan, umumnya dapat dilihat bahwa teknik, isi cerita
dan perkembangan film suatu bangsa hanya dapat dipahami secara utuh dalam
hubunganya dengan pola psikologis actual bangsa itu (Muhtadi, 2009:93).
Perkembangan Film yang paling penting
adalah bagaimana film bisa dijadikan alat atau media informasi, pendidikan
untuk banyak manfaat bagi masyarakat. Film merupakan fenomena komunikasi yang
syarat akan tanda, film dapat mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan
muatan pesan. Oleh karena itu film sangat relevan dengan penelitian yang
menggunakan analisis isi. Seperti pada film “Romeo Juliet”.
Disutradaai oleh Andi Bachtiar Yusuf,
film ini diputar perdana pada tanggal 18 april 2009. Kisah dari film ini terinspirasi
drama karya William Shakespeare, Andi mengangkat fenomena tawuran itu dalam
hubungan percintaan terlarang Romeo dan Juliet. Romeo adalah seorang fan
Persija, The Jak, dan Juliet, gadis Bandung, adik dari dedengkot Viking Persib
Bandung.
Pertemuan ”Romeo” bernama Rangga dan
Desi ”Juliet” dimulai seusai pertandingan antara Persija dan Persib di Stadion
Lebak Bulus, Jakarta. Bus yang ditumpangi Viking diserang The Jak. Saling pukul
terjadi, disertai umpatan seperti ”anjing” dan ”monyet”. Dan rupanya ada gadis
cantik berkaus biru—The Lady Vikers—di dalam bus.
Penasaran, Rangga mencari info tentang
gadis berkulit putih dan berambut panjang itu, lewat internet dan tabloid
internal sepak bola. Gotcha! Ia sengaja ke Bandung. Tapi, dasar film, suatu
kebetulan diciptakan. Dua remaja itu bertemu, lagi-lagi lewat tatapan mata di
kaca sebuah outlet kaus. Dan terjadilah adegan mesra di ruang ganti, nyaris
berciuman.
Mereka akhirnya berpacaran, meski tahu itu
terlarang. Saudara lakilaki Desi bernama Parman, yang menjadi dedengkot Viking
(diperankan Alex Komang), sangat menentang. Begitu pula anggota The Jak dan
Viking. Semua itu tak lain karena fanatisme sepak bola, mirip perseteruan abadi
klan Montague dan klan Capulet di Verona, Italia, dalam naskah asli
Shakespeare.
Telanjur cinta tumbuh, di tangga kampus
pinggiran Kota Kembang, Rangga mengajak Desi menikah. ”Kamu cinta aku?” tanya
Rangga. Dibalas lembut, ”Seperti obat dengan penyakit. Seperti burung dengan
nyanyiannya.” Rangga lalu berkata, ”Walau aku Jak Anjing, menikahlah dengan
aku. Aku cinta Viking yang anjing. Aku tidak butuh persetujuan siapa pun. Aku
hanya butuh kamu. Ini cincin pernikahan ibuku, mudah-mudahan muat. Ntar malam
aku ke rumah, untuk melamar kamu.” Dan teringatlah kita akan dialog dalam film
Ada Apa dengan Cinta? garapan Rudi Soedjarwo.
Ketika bus melaju kencang menghindari kejaran
Jakmania, mata Rangga (Edo Borne) dan Desi (Sissy Prescillia) berpandangan.
Desi dari balik kaca belakang bus, sedangkan Rangga, yang berpenampilan kumal
dengan kaus oranye, menatap di balik kaca depan mobil, milik temannya.
Kawin lari pun menyakralkan ikatan
Rangga dan Desi dalam film produksi Bogalakon Pictures yang sudah diputar di
Hong Kong International Film Festival ini. Settingnya sederhana sekaligus
sedikit menggelikan. Namun justru ikatan sejati mereka berdua seolah noda bagi
kedua kubu. Rangga lari ke Malang, dan Desi kembali ke Bandung. Seperti tak
terjadi apa-apa.
Perkelahian terus muncul antara kedua kubu
suporter. Adegan berdarah-darah, saling pukul, makian dan dialog kasar, bahkan
menjatuhkan korban jiwa, tetap tak terelakkan—meski sudah ada yang dipangkas.
Kita bisa saja risi dengan itu. Tapi Andi menyebut hal itu sebagai ”realita
persepakbolaan di Indonesia”.
Menurut Andi, plot perkelahian dan perkimpoian
itulah yang sejalan dengan Shakespeare. ”Bedanya, adegan balkon Shakespeare
diganti adegan bercinta di stadion,” kata peraih penghargaan film dokumenter
terbaik di Festival Film Indonesia 2008 melalui film The Conductors ini (Dari
Majalah TEMPO Edisi 10/XXXVIII 27 April 2009, diakses tanggal 23 September 2011
pukul 18.00 WIB). Film yang dikategorikan film dewasa ini menyajikan banyak
adegan perkelahian missal antara kedua kelompok suporter. Kata-kata umpatan
sering sekali diucapkan dalam film ini sehingga secara keseluruhan khalayak
bisa mengambil makna dari pesan yang disampaikan yaitu cinta kepada pasangan dapa berjalan dengan
kecintaan kepada klub favorit dan seharusnya menghindari fanatisme yang
berlebihan. Namun fanatisme yang berlebihan menimbulkan sebuah balas dendam
yang tidak tahu kapan akan berakhirnya perseteruan diantara supporter tersebut.
Fanatisme adalah sebuah pandangan atau
faham yang dipegang oleh sesuatu kelompok yang membela tentang sesuatu yang
tidak bisa diganggu gugat akan keyakinannya seperti yang dikuip dalam blog
Prof. Dr. Achmad Mubarok MA, guru besar psikologi Universitas Indonesia
mengenai fanatisme ( http://mubarok-institute.blogspot.com/2006/08/psikologi-fanatik.html
).
Seseorang yang fanatik biasanya
tidak mampu memahami apa-apa yang ada diluar dirinya, tidak paham masalah
kelompok lain, tidak mengerti paham selain yang mereka yakini. Tanda-tanda yang
jelas dari sifat fanatic adalah ketidakmampuan memahami pemahaman individual
orang lain yang berada diluar kelompoknya. Juga dapat diartikan dengan perasaan
cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan yang bermula dari mengagumi diri
sendiri, kemudian terlalu membanggakan kelebihan yang ada dalam dirinya atau kelompoknya
dan selanjutnya dapat berkembang menjadi rasa tidak suka kemuadian menjadi
benci kepada orang atau kelompok yang berbeda dengan kelompoknya.
Secara psikologis, fanatik adalah
ketidak mampuan memahami apa-apa yang berada diluar dirinya, tidak memahami
masalah orang lain atau kelompok lain. Sebagai ahli ilmu sakit jiwa mengatakan
bahwa fanatik adalah sifat natural yang timbul berawal dari perasaan cinta pada
diri sendiri yang berlebihan, kemudian menjadi cinta bua terhadap apa yang
disukai dan antipasti terhadap apa yang disukai. Namun ada juga yang berpendapa
bahwa fanatisme bukan terjadi secara natural akan tetapi dapat direkayasa (http://mubarok-istitute.blogspot.com/2006/08/psikologi-fanatik.html).
Secara garis besar fanatisme
mengambil bentuk seperti fanatisme terhadap warna kulit tertentu, etnik, atau
kesukuan tertentu, dan kelas sosial atau kelompok tertentu. Dalam filem Romeo
Juliet, fanatisme terhadap kelompok tertentu ditunjukkan oleh The Jakmania yang
merupakan supporter dari Persija Jakarta yang mengalami konflik dengan sesame
supporter, yaitu Viking/Bobotoh yang merupakan suporer dari Persib Bandung.
Suporter tidak hanya bermusuhan dalam pertandingan juga dalam kehidupan
sehari-hari seperti saling menghina lewat ucapan, tulisan bahkan sampai
perkelahian denga suporer saingannya. Jika dilihat dengan seksama para
supporter bukan menjadi supporter dalam arti sebenarnya bisa jadi justru
merugikan klub yang dibanggakan.
Menurut Suryanto dalam blognya
mengenai supporter ( http://suryanto.blog.unair.ac.id/
), menurut akar katanya, kata “suporter” berasal dari kata kerja dalam bahasa
inggris to support, dan akhiran – er.
To support artinya mendukung,
sedangkan akhiran – er menunjukkan pelaku. Jadi suporer dapat diartikan sebagai
orang yang memberikan support atau
dukungan. Suporter dalam sepak bola berbeda dengan supporter lainnya. Di
lingkungan sepak bola, suporer erat kaitanya dengan dukungan yang dilandasi
oleh perasaan cinta dan fanatisme terhadap tim yang didukungannya. Perbedaan
terletak pada keakraktifannya saat mendukung tim kebanggan mereka. Suporter
juga dikenal memiliki fanatisme yang tinggi bahkan cenderung suka melampaui
batas. Seharusnya supporter memberikan hal-hal yang positif bukan negative,
memberikan spirit bagi klub kesayangannya, membangunkan ketika klub kesayangan
tertidur sehingga tidak ada prestasi yang diraihnya. Suporter yang cerdas tidak
anarkis. Suporter yang cerdas adalah supporter
yang paham dan mengerti bagaimana menyalurkan fanatisme dan militansi yang
mereka miliki. Mereka juga mengerti akan semangad olahraga. Kompetisi dibangun
bukan untuk menyuburkan permusuhan akan tetapi kompetisi diadakan adalah untuk
mencari yang terbaik dari yang baik (http://suporter.info/menjadi-suporter-yang-bertanggungjawab/
).
Didasari
oleh identitas sepakbola Indonesia yang
ditunjukkan dalam Romeo Juliet adalah fanatisme yang kental dengan
kekerasan. Selalu identik dengan kerusuhan penonton, membuat peneliti ingin
mengetahui representasi fanatisme supporter klub sepak bola dalam film Romeo Juliet melalui metode analisis isi kualitatif.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana representasi fanatisme supporter sepak bola
dalam film Romeo Juliet ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui dan
menganalisis representas fanatisme supporter sepak bola dalam film Romeo Juliet.
1.4
Manfaat
Penelitian
Penelitian
ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. Manfaat
Akademis, dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan mengenai kajian analisis
isi pada film tentang fanatisme supporter sepak bola dan dapat dijadikan bahan
untuk penelitian lebih lanjut tentang fabatisme supporter dalam film.
2. Manfaat
Sosial, yaitu memberikan sumbangan kepada masyarakat dalam bentuk tulisan
ilmiah, yang dapat dikembangkan lebih baik lagi. Selain itu juga memberikan
wawasan kepada para pembaca terhadap baik atau buruknya fanatisme terhadap klub
sepak bola maupun pada hal yang lain. Penelitian ini diharapkan dapat merubah
sikap dan tingkah laku yang merugikan dari para supporter sepak bola.
3.
Manfaat Praktis, untuk produser Romeo Juliet, dapat membuat film yang menggambarkan sosok supporter
yang sesuai dengan peran aslinya. Untuk Masyarakat dan supporter sepakbola,
dapat menjadi supporter yang sportif saat mendukung klub kesayangannya dan menghilangkan perbuatan – perbuatan yang
anarkis.
Senin, 10 Oktober 2011
Teori Warna
Color Theori Atau Teori Warna ini membahas Teori Brewster yang pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori Warna – Teori Waarna ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna
netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna
brewster. Lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras
warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.
Pembagian Warna
Warna primer
Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning. Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan Hijau. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah:
Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning. Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan Hijau. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah:
1. Merah (seperti darah)
2. Biru (seperti langit atau laut)
3. Kuning (seperti kuning telur)
2. Biru (seperti langit atau laut)
3. Kuning (seperti kuning telur)
Ini kemudian dikenal sebagai warna
pigmen primer yang dipakai dalam dunia seni rupa. Campuran dua warna
primer menghasilkan warna sekunder. Campuran warna sekunder dengan
warna primer menghasilkan warna tertier. Akan tetapi secara teknis,
merah – kuning – biru, sebenarnya bukan warna pigmen primer. Tiga warna
pigmen primer adalah magenta, kuning dan cyan. (Oleh karena itu apabila
menyebut ”merah, kuning, biru” sebagai warna pigmen primer, maka
”merah” adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan ”magenta”
sedangkan ”biru” adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan
”cyan”). Biru dan hijau adalah warna sekunder dalam pigmen, tetapi
merupakan warna primer dalam cahaya, bersama dengan merah.
Landasan biologis
Pada dasarnya warna primer adalah bukan milik cahaya, tapi lebih merupakan konsep biologis, yang didasarkan pada respon fisiologis mata manusia terhadap cahaya. Secara fundamental, cahaya adalah spektrum berkesinambungan dari panjang gelombang, yang berarti bahwa terdapat jumlah warna yang tak terhingga. Akan tetapi, mata manusia normalnya hanya memiliki tiga jenis alat penerima/reseptor yang disebut dengan sel kerucut (yang berada di retina). Ini yang merespon panjang gelombang cahaya tertentu. Manusia serta spesies lain yang memiliki tiga macam reseptor warna disebut makhluk trichromat.
Pada dasarnya warna primer adalah bukan milik cahaya, tapi lebih merupakan konsep biologis, yang didasarkan pada respon fisiologis mata manusia terhadap cahaya. Secara fundamental, cahaya adalah spektrum berkesinambungan dari panjang gelombang, yang berarti bahwa terdapat jumlah warna yang tak terhingga. Akan tetapi, mata manusia normalnya hanya memiliki tiga jenis alat penerima/reseptor yang disebut dengan sel kerucut (yang berada di retina). Ini yang merespon panjang gelombang cahaya tertentu. Manusia serta spesies lain yang memiliki tiga macam reseptor warna disebut makhluk trichromat.
Spesies yang
dikenal sebagai tetrachromat, dengan empat reseptor warna menggunakan
empat warna primer. Manusia hanya dapat melihat sampai dengan 400
nanometer, warna violet, sedangkan makhluk tetrachromat dapat melihat
warna ultraviolet sampai dengan 300 nanometer, warna primer keempat ini
kemungkinan bertempat di panjang gelombang yang lebih rendah dan
kemungkinan adalah warna magenta spektral murni lebih dari sekedar
magenta yang kita lihat sebagai campuran dari merah dan biru.
Banyak dari jenis burung dan binatang marsupial merupakan makhluk tetrachromat.
Warna primer additif
Alat/media yang menggabungkan pancaran cahaya untuk menciptakan sensasi warna menggunakan sistem warna additif. Televisi adalah yang paling umum. Warna primer additif adalah merah, hijau dan biru. Campuran warna cahaya merah dan hijau, menghasilkan nuansa warna kuning atau orange. Campuran hijau dan biru menghasilkan nuansa cyan, sedangkan campuran merah dan biru menhasilkan nuansa ungu dan magenta. Campuran dengan proporsi seimbang dari warna additif primer menghasilkan nuansa warna kelabu; jika ketiga warna ini disaturasikan penuh, maka hasilnya adalah warna putih. Ruang warna/model warna yang dihasilkan disebut dengan RGB (red, green, blue). RGB didapatkan dari mengurai cahaya.
Alat/media yang menggabungkan pancaran cahaya untuk menciptakan sensasi warna menggunakan sistem warna additif. Televisi adalah yang paling umum. Warna primer additif adalah merah, hijau dan biru. Campuran warna cahaya merah dan hijau, menghasilkan nuansa warna kuning atau orange. Campuran hijau dan biru menghasilkan nuansa cyan, sedangkan campuran merah dan biru menhasilkan nuansa ungu dan magenta. Campuran dengan proporsi seimbang dari warna additif primer menghasilkan nuansa warna kelabu; jika ketiga warna ini disaturasikan penuh, maka hasilnya adalah warna putih. Ruang warna/model warna yang dihasilkan disebut dengan RGB (red, green, blue). RGB didapatkan dari mengurai cahaya.
Warna primer subtraktif
Media yang menggunakan pantulan cahaya untuk untuk menghasilkan warna memakai metode campuran warna subtraktif.
Media yang menggunakan pantulan cahaya untuk untuk menghasilkan warna memakai metode campuran warna subtraktif.
Tradisional
Merah, Kuning, Biru / RYB (red, yellow, blue) merupakan rangkaian sejarah dari warna primer subtraktif. Khususnya digunakan dalam seni rupa (seni lukis). Ruang warna RYB membentuk triad warna primer dalam sebuah lingkaran warna standar; juga warna sekunder: violet, orange/jingga dan hijau. Triad warna tersusun dari 3 warna yang ekuidistan (berjarak sama) dalam sebuah lingkaran warna.
Merah, Kuning, Biru / RYB (red, yellow, blue) merupakan rangkaian sejarah dari warna primer subtraktif. Khususnya digunakan dalam seni rupa (seni lukis). Ruang warna RYB membentuk triad warna primer dalam sebuah lingkaran warna standar; juga warna sekunder: violet, orange/jingga dan hijau. Triad warna tersusun dari 3 warna yang ekuidistan (berjarak sama) dalam sebuah lingkaran warna.
Pemakaian warna
merah, biru, kuning sebagai warna primer menghasilkan gamut (rentang
warna) yang relatif sempit/kecil, di mana, beberapa warna tidak bisa
dicapai dengan campuran tersebut. Karena alasan itu, percetakan warna
modern menggunakan campuran warna magenta, kuning, cyan.
CMYK
Dalam industri percetakan, untuk menghasilkan warna bervariasi, diterapkan pemakaian warna primer subtraktif: magenta, kuning dan cyan dalam ukuran yang bermacam-macam. CMYK didapatkan dari mengurai tinta.
Dalam industri percetakan, untuk menghasilkan warna bervariasi, diterapkan pemakaian warna primer subtraktif: magenta, kuning dan cyan dalam ukuran yang bermacam-macam. CMYK didapatkan dari mengurai tinta.
Campuran warna subtraktif
Campuran kuning dan cyan menghasilkan nuansa warna hijau; campuran kuning dengan magenta menghasilkan nuansa warna merah, sedangkan campuran magenta dengan cyan menghasilkan nuansa biru. Dalam teori, campuran tiga pigmen ini dalam ukuran yang seimbang akan menghasilkan nuansa warna kelabu, dan akan menjadi hitam jika ketiganya disaturasikan secara penuh, tetapi dalam praktek hasilnya cenderung menjadi warna kotor kecoklatan.
Campuran kuning dan cyan menghasilkan nuansa warna hijau; campuran kuning dengan magenta menghasilkan nuansa warna merah, sedangkan campuran magenta dengan cyan menghasilkan nuansa biru. Dalam teori, campuran tiga pigmen ini dalam ukuran yang seimbang akan menghasilkan nuansa warna kelabu, dan akan menjadi hitam jika ketiganya disaturasikan secara penuh, tetapi dalam praktek hasilnya cenderung menjadi warna kotor kecoklatan.
Oleh karena itu,
seringkali dipakai warna keempat, yaitu hitam, sebagai tambahan dari
cyan, magenta dan kuning. Ruang warna yang dihasilkan lantas disebut
dengan CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black). Hitam disebut dengan ”K”
(key) dari istilah ”key plate” dalam percetakan (plat cetak yang
menciptakan detail artistik pada gambar, biasanya menggunakan warna
tinta hitam).
Warna sekunder
Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
Warna tersier
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.
Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.
Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.
Warna panas dan dingin
Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning kehijauan hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu
kemerahan hingga hijau.
Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning kehijauan hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu
kemerahan hingga hijau.
Warna panas akan menghasilkan sensasi
panas dan dekat. Sementara warna dingin sebaliknya. Suatu karya seni
disebut memiliki komposisi warna harmonis jika warnawarna yang terdapat
di dalamnya menghasilkan efek hangat-sedang.
Hubungan antar warna
Kontras komplementer
Adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru.
Adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru.
Kontras split komplemen
Adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki sudut mendekati 180°). Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan. Kontras triad komplementer Adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60°.
Adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki sudut mendekati 180°). Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan. Kontras triad komplementer Adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60°.
Kontras tetrad komplementer
Disebut juga dengan double komplementer. Adalah empat warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90°).
Disebut juga dengan double komplementer. Adalah empat warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90°).
Format Ukuran Cetak Foto
Formula :
- cm x 0.39* = in
- in x 2.54 = cm
Dalam CM | Kode | Dalam Inchi |
6.35 x 8.89 | 2R | 2.5 x 3.5 |
8.89 x 12.7 | 3R | 3.5 x 5 |
10.6 x 15.24 | 4R | 4 x 6 |
12.70 x 17.78 | 5R | 5 x 7 |
15.24 x 20.32 | 6R | 6 x 8 |
20.32 x 25 40 | 8R | 8 x 10 |
25.4 x 30.5 | 10R | 10 x 12 |
25.4 x 38.1 | 10R Plus | 9.9 x 14.85 |
30.48 x 39.37 | 12R | 12 x 15.5 |
40.64 x 50.80 | 16R | 16 x 20 |
50.80 x 60.96 | 20R | 20 x 24 |
60.96 x 80.01 | 24R | 24 x 31.5 |
75 x 100 | 30R | 30 x 40 |
Ukuran Maksimal Kertas Foto Ponsel Kamera
Ponsel 0.1 megapixel (352×228)
ukuran teoritis 3 x 2.4 cm ukuran yang mendekati pasfoto 2×3
ponsel 0.3 megapixel (640×480)
ukuran teoritis 5.4 x 4.1 cm ukuran yang mendekati pasfoto 4×6
Ponsel 1.0 megapixel (1.152×864)
ukuran teoritis 9.7 x 7.3 cm ukuran yang mendekati 2 R (6 cmx 9 cm)
Ponsel 1.2 megapixel (1.280×960)
ukuran teoritis 10.8 cm x8.1 cm ukuran yang mendekati 2 R (6 cm x 9 cm)
Ponsel 1.3 megapixel (1.280×1.024)
ukuran teoritis 10.8 x 8.7 cm ukuran yang mendekati 2 R (6 cm x 9 cm)
Catatan :
Sebaiknya gunakan ukuran inchi dalam pembuatan gambar kemudian baru disesuaikan dengan satuan cm. Ini dilakukan karena konversi dari inchi ke centimeter di atas tidak terlalu detail. Pada dasarnya ukuran kertas dari awalnya memang menggunakan satuan inchi.
Ukuran Pas Photo
Bagi anda yang sedang atau akan melamar kerja tentu butuh banyak foto, ini tips agar berhemat Photoshop bisa membuat pasfoto murah dibantu dengan kertas cetak foto dan print warna.
Biasanya ukuran cetak foto ini adalah 3×3 3×4 dan lain sebagainya. Pada
dasarnya ukuran ini berdasarkan ukuran centimenter (cm), namun seiring
berkembangnya jaman, ukuran ini mengalami pergeseran, bisa karena
menghemat atau agar terlihat pas saja. Jika anda pakai photoshop setting pada ukuran pas photo:
- 2×3 ; 2.1 cm x 2.8 cm, jika dibuat 2×3 cm, fotonya tidak seimbang terlalu memanjang
- 3×4 ; 2.8 cm x 3.8 cm, sisa 0.2 cm dibuat sebagai batas potongan kertas (grs putih pinggir)
- 4×6 ; 4 cm x 5.8 cm, jika dibuat 4×6 cm, fotonya tidak seimbang terlalu memanjang
Sabtu, 17 September 2011
COLORFUL??! OH YESSS..
Many women think not dare
to wear colorful clothes, ”too attract the attention of many people”
They said. And wearing colorful clothes can look catchy and make other
people excited just because it sees us. alhamdulillah ..
SO are you ready now to wearing the sexiest colorful???? \\( ^ o ^ )//
| Moslem Got Style & Rule |
SO are you ready now to wearing the sexiest colorful???? \\( ^ o ^ )//
| Moslem Got Style & Rule |
Minggu, 11 September 2011
Muslim Street Fashion
Dian Pelangi
This is Dian Pelangi not only is she very stylish!
She is also a very talented Fashion Designer.
Check out her personal blog!dianrainbow.blogspot
She is also a very talented Fashion Designer.
Check out her personal blog!dianrainbow.blogspot
Sabtu, 10 September 2011
Arti Warna pada Pakaian
Warna pakaian yang Anda pilih ternyata menyampaikan pesan pada orang di sekeliling. Pesan itu bisa berarti menyejukkan, menggoda, gembira, atau menakutkan. Beberapa contoh psikologi warna dalam kehidupan sehari-hari misalnya, petugas keamanan yang memakai warna biru tua menyampaikan pesan berwibawa dan berkuasa, juru rawat yang memakai seragam warna hijau pupus menyiratkan kesan tenang dan damai.
Leatrice Eisman, seorang konsultan warna dan penulis buku More Alive With Color, memberi arti dari warna-warna favorit Anda.
Biru
Arti: kesetiaan, ketenangan, sensitif dan bisa diandalkan.
"Biru memiliki arti stabil karena itu adalah warna langit," kata Eisman. Meski langit kelabu dan akan hujan, kita tahu di atas awan-awan itu warna langit tetaplah biru.
Kapan dipakai: Biru tua lebih cocok untuk acara formal atau seragam, sementara biru muda untuk yang sifatnya non formal. "Untuk memberi kesan humor dan kreatifitas, cobalah campuran warna biru dan ungu," kata Eisman.
Keabu-abuan
Arti: Serius, bisa diandalkan dan stabil
Warna abu-abu adalah warna alam. Di luar sana warna abu-abu merupakan warna yang permanen, misalnya batu atau karang.
Kapan dipakai: "Abu-abu adalah warna yang kuat dan praktikal," kata Eisman. Saat wawancara kerja, pilih busana warna ini untuk menunjukkan Anda orang yang bertanggung jawab. Tapi bila warna ini dipakai dari atas hingga ke bawah Anda akan dianggap orang yang membosankan. Beri sentuhan warna lain, misalnya atasan bercorak, sepatu cantik, atau anting-anting yang manis.
Merah muda
Arti: Cinta, kasih sayang, kelembutan, feminin
Warna yang disukai banyak wanita ini menyiratkan sesuatu yang lembut dan menenangkan, tapi kurang bersemangat dan membuat energi melemah.
Kapan dipakai: Bila ingin memberi kesan lebih sensual, jangan gunakan warna ini, kata Eisman. Warna pink yang lembut cocok untuk acara kencan yang romantis, bukan menggairahkan.
Merah
Arti: Kuat, berani, percaya diri, gairah
Merah adalah warna yang punya banyak arti, mulai dari cinta yang menggairahkan hingga kekerasan perang. Warna ini tak cuma memengaruhi psikologi tapi juga fisik. Penelitian menunjukkan menatap warna merah bisa meningkatkan detak jantung dan membuat kita bernapas lebih cepat.
Kapan dipakai: Ini adalah warna yang dinamis dan dramatis. Bila dipakai dalam dunia profesional memiliki kesan yang sangat kuat. Tapi jangan gunakan baju merah saat wawancara kerja. "Warna ini bisa menimbulkan konflik saat negosiasi," kata Eisman. Kenakan warna merah hanya sebagai aksen, misalnya kamisol merah yang dipadankan dengan blazer abu-abu.
Kuning
Arti: Muda, gembira, imajinasi
Warna kuning akan meningkatkan konsentrasi, itu sebabnya warna ini dipakai untuk kertas legal atau post it. Kuning juga merupakan warna persahabatan. Jadi Anda sudah bisa menebak jika si dia memberi mawar kuning saat Valentine.
Kapan dipakai: Banyak orang yang kurang pede memakai warna ini karena takut terlihat mencolok. Padahal warna kuning hadir dalam berbagai variasi, mulai dari pastel hingga kuning cerah. Bila Anda tak nyaman dengan busana warna ini, padankan dengan sesuatu yang Anda sukai, misalnya tas bunga-bunga warna kuning.
Hitam
Arti: Elegan, kuat, sophisticated
Hitam punya reputasi buruk. Warna ini dipakai oleh para penjahat di komik atau film. Hitam juga melambangkan duka dan murung. Tapi, hitam juga punya sisi lain, misalnya saja untuk menyatakan sesuatu yang abadi, klasik, dan secara universal dianggap sebagai warna yang melangsingkan.
Kapan dipakai: Khawatir Anda akan memakai gaun dengan warna sama dalam pesta? Tambahkan sedikit keceriaan, misalnya gunakan perona mata cerah, kalung bebatuan, cat kuku warna merah, atau stiletto warna silver. Warna hitam mudah dipadukan dengan aksesori jenis apa pun.
Hijau
Arti: Kesejukan, keberuntungan, dan kesehatan.
Hijau melambangkan alam, kehidupan, dan simbol fertilitas. Para pengantin di abad 15 menggunakan gaun pengantin berwarna hijau.
Kapan dipakai: Warna hijau cocok dipakai untuk sore hari. Sedangkan hijau pastel cocok untuk siang hari.
Leatrice Eisman, seorang konsultan warna dan penulis buku More Alive With Color, memberi arti dari warna-warna favorit Anda.
Biru
Arti: kesetiaan, ketenangan, sensitif dan bisa diandalkan.
"Biru memiliki arti stabil karena itu adalah warna langit," kata Eisman. Meski langit kelabu dan akan hujan, kita tahu di atas awan-awan itu warna langit tetaplah biru.
Kapan dipakai: Biru tua lebih cocok untuk acara formal atau seragam, sementara biru muda untuk yang sifatnya non formal. "Untuk memberi kesan humor dan kreatifitas, cobalah campuran warna biru dan ungu," kata Eisman.
Keabu-abuan
Arti: Serius, bisa diandalkan dan stabil
Warna abu-abu adalah warna alam. Di luar sana warna abu-abu merupakan warna yang permanen, misalnya batu atau karang.
Kapan dipakai: "Abu-abu adalah warna yang kuat dan praktikal," kata Eisman. Saat wawancara kerja, pilih busana warna ini untuk menunjukkan Anda orang yang bertanggung jawab. Tapi bila warna ini dipakai dari atas hingga ke bawah Anda akan dianggap orang yang membosankan. Beri sentuhan warna lain, misalnya atasan bercorak, sepatu cantik, atau anting-anting yang manis.
Merah muda
Arti: Cinta, kasih sayang, kelembutan, feminin
Warna yang disukai banyak wanita ini menyiratkan sesuatu yang lembut dan menenangkan, tapi kurang bersemangat dan membuat energi melemah.
Kapan dipakai: Bila ingin memberi kesan lebih sensual, jangan gunakan warna ini, kata Eisman. Warna pink yang lembut cocok untuk acara kencan yang romantis, bukan menggairahkan.
Merah
Arti: Kuat, berani, percaya diri, gairah
Merah adalah warna yang punya banyak arti, mulai dari cinta yang menggairahkan hingga kekerasan perang. Warna ini tak cuma memengaruhi psikologi tapi juga fisik. Penelitian menunjukkan menatap warna merah bisa meningkatkan detak jantung dan membuat kita bernapas lebih cepat.
Kapan dipakai: Ini adalah warna yang dinamis dan dramatis. Bila dipakai dalam dunia profesional memiliki kesan yang sangat kuat. Tapi jangan gunakan baju merah saat wawancara kerja. "Warna ini bisa menimbulkan konflik saat negosiasi," kata Eisman. Kenakan warna merah hanya sebagai aksen, misalnya kamisol merah yang dipadankan dengan blazer abu-abu.
Kuning
Arti: Muda, gembira, imajinasi
Warna kuning akan meningkatkan konsentrasi, itu sebabnya warna ini dipakai untuk kertas legal atau post it. Kuning juga merupakan warna persahabatan. Jadi Anda sudah bisa menebak jika si dia memberi mawar kuning saat Valentine.
Kapan dipakai: Banyak orang yang kurang pede memakai warna ini karena takut terlihat mencolok. Padahal warna kuning hadir dalam berbagai variasi, mulai dari pastel hingga kuning cerah. Bila Anda tak nyaman dengan busana warna ini, padankan dengan sesuatu yang Anda sukai, misalnya tas bunga-bunga warna kuning.
Hitam
Arti: Elegan, kuat, sophisticated
Hitam punya reputasi buruk. Warna ini dipakai oleh para penjahat di komik atau film. Hitam juga melambangkan duka dan murung. Tapi, hitam juga punya sisi lain, misalnya saja untuk menyatakan sesuatu yang abadi, klasik, dan secara universal dianggap sebagai warna yang melangsingkan.
Kapan dipakai: Khawatir Anda akan memakai gaun dengan warna sama dalam pesta? Tambahkan sedikit keceriaan, misalnya gunakan perona mata cerah, kalung bebatuan, cat kuku warna merah, atau stiletto warna silver. Warna hitam mudah dipadukan dengan aksesori jenis apa pun.
Hijau
Arti: Kesejukan, keberuntungan, dan kesehatan.
Hijau melambangkan alam, kehidupan, dan simbol fertilitas. Para pengantin di abad 15 menggunakan gaun pengantin berwarna hijau.
Kapan dipakai: Warna hijau cocok dipakai untuk sore hari. Sedangkan hijau pastel cocok untuk siang hari.
Langganan:
Postingan (Atom)